Terpuruknya Kualitas Pendidikan kepada Indonesia
[caption caption="https://indonesia.ucanews.com/2013/01/07/pemerintah-didesak-segera-benahi-mutu-pendidikan-yg-nir baik-kepada-indonesia-timur/"][/caption]
Pendidikan ialah wahana dalam menaikkan kualitas suatu bangsa, kepada biasanya kemajuan suatu bangsa nir tanggal dari kemajuan pendidikan kepada suatu negara. Semakin berkualitas pendidikan disuatu maka memilih kemajuan negara tadi.
Kualitas pendidikan kepada Indonesia dikala ini begitu memprihatinkan. Hal tadi dibuktikan beserta data UNESCO (2000) perihal Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) yaitu suatu komposisi dari peringkat pencapaian kepada bidang pendidikan, kesehatan, & penghasilan perkapita yg mengambarkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia kepada Indonesia semakin menurun tertutama dibidang pendidikan.
Kualitas pendidikan yg rendah bisa dipandang juga sinkron daftar kualitas pendidikan negara anggota Organisasi Kerja sama Ekonomi Pembangunan (OECD) yg dirilis hari Rabu 13 Mei 2015 sang BCC & Financial Times. Hasil yg diliris tadi menerbitkan perolehan peringkat-peringkat tertinggi sekolah-sekolah mayapada.
Dari 76 negara, Indonesia menempati posisi ke 69 atau urutan ke 8 paling bawah, sedangkan Singapura yg menjadi keliru satu negara Asia yg sanggup menempati posisi lima teratas. Ketika poly negara Asia menjulang kepada daftar sintesis OECD, peringkat Indonesia justru jatuh diurutaan 69, hanya unggul 7 peringkat dari Ghana yg terdapat dibawah. Dibandingakan Thailand yg berada diposisi 47, & Malaysia berada diurutan 52 yg sama-sama berada dalam loka negara Asia. Bangsa Indonesia seharusnya sanggup belajar dari negara Asia lainya, jikalau dipandang putra putri bangsa kita memiliki potensi yg sama akbar beserta negara Asia lain jikalau imbangi beserta potensi yg lain.
Berdasarkan taraf sekolah kepada Indonesia yg diakui mayapada dari data Balitbang (2003) mengambarkan bahwa dari 149.052 SD kepada Indonesia ternyata hanya delapan sekolah yg telah menerima pengakuan mayapada dalam kategori The Primary Year Program (PYP). Sebanyak 20.918 SMP kepada Indonesia hanya delapan sekolah juga yg menerima pengakuan mayapada sinkron kategori The Middle Years Program (MYP) & taraf SMA dari 8.036 SMA hanya tujuh sekolah yg menerima pengakuan mayapada sinkron kategori The Diploma Program (DP).
Data-data tadi ialah kabar yg kurang baik yg diterima mayapada pendidikan kita, dalam hal ini pemerintah telah mengupayakan poly sekali hal dalam memperbaiki kodisi yg demikian, dari dulu hingga kini poly sekali upaya telah dilakukan buat menaikkan kualitas kita namun lagi-lagi upaya tadi belum menorehkan output yg signifikan, meskipunsejak tahun -ketahun telah mengalami kemajuan. Namun poly penyebab yg mensugesti kualitas pendidikan kepada negeri ini, penyebab-penyebab tadi majemuk diataranya yaitu:
1. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik.
Kualitas wahana fisik yg tersedia disekolah kepada Indonesia sangat nir baik, syarat misalnya ini tidak asing lagi ditemui kepada poly sekali sekolah, mulai banyaknya sekolah & perguruan tinggi yg memiliki gedung rusak, ketidak lengkapan kitab yg masih terdapat diperpustakaan, media & labolatorium yg nir memenuhi standar, bahkan poly diantara sekolah & perguruan tinggi kepada indonesia yg belum meliki gedung sendiri. Hal ini bisa dipandang dari sebuah data yg dimuntahkan sang suatu media liputan (detik news kepada tahun 2009) menjelaskan bahwa dijenjang pendidikan dasar masih terdapat 146.052 forum yg telah menampung sebesar 25.918.898 peserta didik, dari data tadi yg memiliki ruang kelas hanya sebesar 865.258. dari semua ruang kelas tadi 42,12% dalam syarat baik, 34,62% telah mengalami kerusakan nisbi ringan, & sebesar 23,26 mengalami kerusakan yg berat. Kondisi yg demikian juga tidak jauh beda dialami SMP, MTs, SMA, MA & SMK.
Meskipun jumlah & presentasenya nir sama. Kondisi wahana fisik pendidikan misalnya yg dijabarkan diatas nisbi nir baik & sangat memprihatikan, dimana seharusnya wahana fisik seharus bisa menunjang kualitas pendidikan buat menaikkan prestasi perserta didik justru sangat mengahwatirkan. Wajar saja jikalau pendidikan kepada Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan beserta negara Asia lainya, karena memang poly sekolah kepada Indonesia dalam aktivitas belajar mengajarnya dengan wahana apa adanya.
dua. Rendahnya Kualitas Guru
Rendahnya kualitas pengajar kepada Indonesia keliru satunya ditimbulkan karena masih banyaknya pengajar yg belum memiliki keprofesionalisme dalam menjalankan tugasnya sebagaimana masih terdapat dalam pasal 39 UU No 20/2003. Rendahnya kualitas pengajar juga ditimbulkan poly pengajar yg mengajar nir sinkron beserta kompetensi ilmu yg dimilikinya, contohnya pengajar lulusan sejarah mengajar mata pelajaran PPKn kepada sekolah. Guru-pengajar tadi hanya memenuhi jam belajar saja tanpa memperdulikan kualitas pembelajaran yg dia sampaikan.
Jadi tidak heran jikalau masih poly pengajar yg dinyatakan nir layak mengajar. Menurut data tahun 2002-2003 presentase kelayakan pengajar mengajar sangat memprihatikan ditingkat SD yg dinyatakan layak mengajar hanya 21.07% (negeri) & 28,94% (preman), kepada SMP 54,12% (negeri), & 60,99% (preman), & kepada SMA 65,29% (negeri) & 64,73% (preman) dan ditingkat SMK 55,49% (negeri), & 58,26% (preman) yg dinyatakan layak & sisanya masih dinyatakan belum layak mengajar. Kondisi tadi tentu saja sangat memprihatikan pengajar yg dipercaya menjadi titik sentral kemajuan pendidikan namun justru masih memiliki kualitas yg sangat rendah.
tiga. Rendahnya Kesejahteraan Guru
Kesejateraan pengajar ternyata ialah keliru satu penyebab rendahnya kualitas pendidikan kepada negeri ini. Selama ini honor pengajar dipercaya masih rendah apalagi honor pengajar yg masih berstatus honorer. Rendahnya honor pengajar yg nir sinkron beserta kebutuhan hayati sehari-hari memproduksi mereka poly yg mencari pekerjaan sampingan misalnya mengajar les, berjualan kitab LKS, berjualan pulsa, menjadi tukang ojek dll. Adanya pekerjaan sampingan tadi memproduksi pengajar nir terfokus beserta profesinya menjadi pendidik saja, melainkan mereka lebih disibukaan beserta bagaimana mendapatkan kesejaterahan hayati mereka tanpa mengandalkan honor mereka menjadi pengajar.
4. Rendahnya Prestasi Siswa
Rendahnya prestasi peserta didik ditimbulkan karena bebeapa hal diatas misalnya kurangnya wahana fisik, kualitas & kesejaterahan pengajar yg rendah akan sangat mensugesti kualitas belajar mereka menjadi terganggu & nir aporisma bahkan menyebakan turunya prestasi peserta didik. Jadi tidak bisa dipungkiri jikalau prestasi peserta didik kepada Indonesia masih sangat rendah dibandingkan negara lain, hal ini terlihat dari sedikitnya peserta didik yg sanggup mengikuti lomba taraf internasional, walaupun terdapat yg hingga taraf internasional namun belum sanggup menduduki lima akbar, model rillnya saja dari Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003 (2004), peserta didik Indonesia dalam hal prestasi Matematika berada kepada rengking 35 dari 44 negara, & prestasi kepada bidang Sains berada kepada rengking ke-37 dari 44 negara.
Hal ini sangat memperihatinkan, dalam hal prestasi peserta didik negara kita jauh berada dibawah peserta didik Malaysia & Singapura menjadi negara tetangga yg terdekat. Bika memiliki persiapan yg baik yg ditunjang adanya fasilitas yg indah & adanya energi pendidik yg berkualitas, pelajar kepada bangsa kita tentunya sanggup buat bersaing beserta baik ditingkat internasional. Tanpa kita sadari beserta adanya wahana yg terbatas masih poly pelajar yg sanggup bersaing kepada mayapada internasinal, apalagi beserta adanya fasilitas yg lengkap. hal ini ialah hal yg sangat disayangkan jikalau putra putri bangsa kita yg memiliki potensi yg membanggakan wajib terpuruk beserta kurangnya fasilitas atau penyabab lainya.
lima. Rendahnya Kesempatan Pemerataan Pendidikan
Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan kepada Indonesia meupakan keliru satu penyebeb yg menimbulkan terpuruknya kualitas pendidikan kepada negeri ini. Kesempatan memperoleh pendidikan masih belum merata & cenderung kepada penguasaan sang SD & SLTP. Sedangkan buat layanan pendidikan usia dini kepada Indonesia masih rendah, buat itu dalam mengatasi ketidak merataan pendidikan kepada Indonesia diharapkan suatu seni manajemen dalam mengatasi ketidak merataan tadi.
6. Rendahnya relevansi pendidikan beserta kebutuhan
Rendahnya relevansi pendidikan beserta kebutuhan menimbulkan pengangguran kepada Indonesia semakin poly. Hal ini bisa terlihat sinkron data Balitbang Depdiknas (1999) yg menyatakan disetiap tahunnya terdapat sebesar tiga juta anak putus sekolah disertai beserta kurangnya keterampilan yg dimilikinya, bayangkan saja jikalau dikala ini syarat tadi masih terjadi, terdapat berapa poly nomor putus sekolah yg terjadi semenjak tahun 1999 hingga kini? banyaknya nomor putus sekolah tadi kepada akhirnya poly yg menjadi pengangguran atau nir memiliki pekerjaan yg pasti karena mereka nir memiliki keterampilan atau talenta yg dimiliki.
7. Mahanya porto pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal, kalimat tadi menjadi hal yg tidak asing lagi kita dengar dikalangan warga terutama bagi warga yg nir sanggup. Mahalnya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak hingga perguruan tinggi, menimbulkan warga poly yg mengandalkan kontribusi dari pemerintah atau beasiswa. Dari kontribusi tersebutlah menimbulkan warga nir bisa memilih sekolah yg bermutu buat anak-anaknya, bahkan mereka berfikir yg terpenting anak-anak mereka bersekolah tanpa melihat mutu sekolah tadi. Mahalnya porto pendidikan juga ialah alasan terbesar banyaknya nomor putus sekolah kepada indonesia.
Rendahnya kualitas pendidikan kepada Indonesia bisa kepada atasi beserta beberapa solusi yaitu
A. Solusi sistemik yaitu solusi yg membarui sistem-sistem sosial yg berkaitan beserta sistem pendidikan. Sistem pendidikan kepada indonesia sangat ditentukan sang sistem ekonomi yg digunakan kepada negara kita. Maka solusi buat persoalan yg berkaitan beserta pembiayaan misalnya rendahnya wahana fisik, kesejaterahan pengajar & mahalnya porto pendidikan bisa dilakukan beserta membarui atau memperbaiki sistem ekonomi yg terdapat.
B. Solusi tehnis, ialah solusi yg berkaitan eksklusif beserta pendidikan contohnya menuntaskan persoalan kualitas pengajar & prestasi peserta didik.
Solusi tehnis diharapkan bisa menaikkan kualitas pendidikan kepada indonesia, solusi yg ditawarkan bisa berupa, menaikkan kualitas pengajar beserta cara meningkatkaan kesejaterahan, pe,erintah wajib membiayai pengajar buat melanjutkan pendidikan lebih tinggi lagi, menyampaikan poly sekali training buat menaikkan kualitas pengajar, sedang buat menaikkan prestasi peserta didik bisa lakukan beserta menaikkan kualitas & kuantitas dalam menyampaikan pelajaran, dengan indera-indera peraga, wahana pendidikan & lain sebagainya
Sumber
Kualitas Pendidikan kepada Indonesia
Kemenag-Sumsel
Faktor Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan
[caption caption="https://indonesia.ucanews.com/2013/01/07/pemerintah-didesak-segera-benahi-mutu-pendidikan-yg-nir baik-kepada-indonesia-timur/"][/caption]
Pendidikan ialah wahana dalam menaikkan kualitas suatu bangsa, kepada biasanya kemajuan suatu bangsa nir tanggal dari kemajuan pendidikan kepada suatu negara. Semakin berkualitas pendidikan disuatu maka memilih kemajuan negara tadi.
Kualitas pendidikan kepada Indonesia dikala ini begitu memprihatinkan. Hal tadi dibuktikan beserta data UNESCO (2000) perihal Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) yaitu suatu komposisi dari peringkat pencapaian kepada bidang pendidikan, kesehatan, & penghasilan perkapita yg mengambarkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia kepada Indonesia semakin menurun tertutama dibidang pendidikan.
Kualitas pendidikan yg rendah bisa dipandang juga sinkron daftar kualitas pendidikan negara anggota Organisasi Kerja sama Ekonomi Pembangunan (OECD) yg dirilis hari Rabu 13 Mei 2015 sang BCC & Financial Times. Hasil yg diliris tadi menerbitkan perolehan peringkat-peringkat tertinggi sekolah-sekolah mayapada.
Dari 76 negara, Indonesia menempati posisi ke 69 atau urutan ke 8 paling bawah, sedangkan Singapura yg menjadi keliru satu negara Asia yg sanggup menempati posisi lima teratas. Ketika poly negara Asia menjulang kepada daftar sintesis OECD, peringkat Indonesia justru jatuh diurutaan 69, hanya unggul 7 peringkat dari Ghana yg terdapat dibawah. Dibandingakan Thailand yg berada diposisi 47, & Malaysia berada diurutan 52 yg sama-sama berada dalam loka negara Asia. Bangsa Indonesia seharusnya sanggup belajar dari negara Asia lainya, jikalau dipandang putra putri bangsa kita memiliki potensi yg sama akbar beserta negara Asia lain jikalau imbangi beserta potensi yg lain.
Berdasarkan taraf sekolah kepada Indonesia yg diakui mayapada dari data Balitbang (2003) mengambarkan bahwa dari 149.052 SD kepada Indonesia ternyata hanya delapan sekolah yg telah menerima pengakuan mayapada dalam kategori The Primary Year Program (PYP). Sebanyak 20.918 SMP kepada Indonesia hanya delapan sekolah juga yg menerima pengakuan mayapada sinkron kategori The Middle Years Program (MYP) & taraf SMA dari 8.036 SMA hanya tujuh sekolah yg menerima pengakuan mayapada sinkron kategori The Diploma Program (DP).
Data-data tadi ialah kabar yg kurang baik yg diterima mayapada pendidikan kita, dalam hal ini pemerintah telah mengupayakan poly sekali hal dalam memperbaiki kodisi yg demikian, dari dulu hingga kini poly sekali upaya telah dilakukan buat menaikkan kualitas kita namun lagi-lagi upaya tadi belum menorehkan output yg signifikan, meskipunsejak tahun -ketahun telah mengalami kemajuan. Namun poly penyebab yg mensugesti kualitas pendidikan kepada negeri ini, penyebab-penyebab tadi majemuk diataranya yaitu:
1. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik.
Kualitas wahana fisik yg tersedia disekolah kepada Indonesia sangat nir baik, syarat misalnya ini tidak asing lagi ditemui kepada poly sekali sekolah, mulai banyaknya sekolah & perguruan tinggi yg memiliki gedung rusak, ketidak lengkapan kitab yg masih terdapat diperpustakaan, media & labolatorium yg nir memenuhi standar, bahkan poly diantara sekolah & perguruan tinggi kepada indonesia yg belum meliki gedung sendiri. Hal ini bisa dipandang dari sebuah data yg dimuntahkan sang suatu media liputan (detik news kepada tahun 2009) menjelaskan bahwa dijenjang pendidikan dasar masih terdapat 146.052 forum yg telah menampung sebesar 25.918.898 peserta didik, dari data tadi yg memiliki ruang kelas hanya sebesar 865.258. dari semua ruang kelas tadi 42,12% dalam syarat baik, 34,62% telah mengalami kerusakan nisbi ringan, & sebesar 23,26 mengalami kerusakan yg berat. Kondisi yg demikian juga tidak jauh beda dialami SMP, MTs, SMA, MA & SMK.
Meskipun jumlah & presentasenya nir sama. Kondisi wahana fisik pendidikan misalnya yg dijabarkan diatas nisbi nir baik & sangat memprihatikan, dimana seharusnya wahana fisik seharus bisa menunjang kualitas pendidikan buat menaikkan prestasi perserta didik justru sangat mengahwatirkan. Wajar saja jikalau pendidikan kepada Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan beserta negara Asia lainya, karena memang poly sekolah kepada Indonesia dalam aktivitas belajar mengajarnya dengan wahana apa adanya.
dua. Rendahnya Kualitas Guru
Rendahnya kualitas pengajar kepada Indonesia keliru satunya ditimbulkan karena masih banyaknya pengajar yg belum memiliki keprofesionalisme dalam menjalankan tugasnya sebagaimana masih terdapat dalam pasal 39 UU No 20/2003. Rendahnya kualitas pengajar juga ditimbulkan poly pengajar yg mengajar nir sinkron beserta kompetensi ilmu yg dimilikinya, contohnya pengajar lulusan sejarah mengajar mata pelajaran PPKn kepada sekolah. Guru-pengajar tadi hanya memenuhi jam belajar saja tanpa memperdulikan kualitas pembelajaran yg dia sampaikan.
Jadi tidak heran jikalau masih poly pengajar yg dinyatakan nir layak mengajar. Menurut data tahun 2002-2003 presentase kelayakan pengajar mengajar sangat memprihatikan ditingkat SD yg dinyatakan layak mengajar hanya 21.07% (negeri) & 28,94% (preman), kepada SMP 54,12% (negeri), & 60,99% (preman), & kepada SMA 65,29% (negeri) & 64,73% (preman) dan ditingkat SMK 55,49% (negeri), & 58,26% (preman) yg dinyatakan layak & sisanya masih dinyatakan belum layak mengajar. Kondisi tadi tentu saja sangat memprihatikan pengajar yg dipercaya menjadi titik sentral kemajuan pendidikan namun justru masih memiliki kualitas yg sangat rendah.
tiga. Rendahnya Kesejahteraan Guru
Kesejateraan pengajar ternyata ialah keliru satu penyebab rendahnya kualitas pendidikan kepada negeri ini. Selama ini honor pengajar dipercaya masih rendah apalagi honor pengajar yg masih berstatus honorer. Rendahnya honor pengajar yg nir sinkron beserta kebutuhan hayati sehari-hari memproduksi mereka poly yg mencari pekerjaan sampingan misalnya mengajar les, berjualan kitab LKS, berjualan pulsa, menjadi tukang ojek dll. Adanya pekerjaan sampingan tadi memproduksi pengajar nir terfokus beserta profesinya menjadi pendidik saja, melainkan mereka lebih disibukaan beserta bagaimana mendapatkan kesejaterahan hayati mereka tanpa mengandalkan honor mereka menjadi pengajar.
4. Rendahnya Prestasi Siswa
Rendahnya prestasi peserta didik ditimbulkan karena bebeapa hal diatas misalnya kurangnya wahana fisik, kualitas & kesejaterahan pengajar yg rendah akan sangat mensugesti kualitas belajar mereka menjadi terganggu & nir aporisma bahkan menyebakan turunya prestasi peserta didik. Jadi tidak bisa dipungkiri jikalau prestasi peserta didik kepada Indonesia masih sangat rendah dibandingkan negara lain, hal ini terlihat dari sedikitnya peserta didik yg sanggup mengikuti lomba taraf internasional, walaupun terdapat yg hingga taraf internasional namun belum sanggup menduduki lima akbar, model rillnya saja dari Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003 (2004), peserta didik Indonesia dalam hal prestasi Matematika berada kepada rengking 35 dari 44 negara, & prestasi kepada bidang Sains berada kepada rengking ke-37 dari 44 negara.
Hal ini sangat memperihatinkan, dalam hal prestasi peserta didik negara kita jauh berada dibawah peserta didik Malaysia & Singapura menjadi negara tetangga yg terdekat. Bika memiliki persiapan yg baik yg ditunjang adanya fasilitas yg indah & adanya energi pendidik yg berkualitas, pelajar kepada bangsa kita tentunya sanggup buat bersaing beserta baik ditingkat internasional. Tanpa kita sadari beserta adanya wahana yg terbatas masih poly pelajar yg sanggup bersaing kepada mayapada internasinal, apalagi beserta adanya fasilitas yg lengkap. hal ini ialah hal yg sangat disayangkan jikalau putra putri bangsa kita yg memiliki potensi yg membanggakan wajib terpuruk beserta kurangnya fasilitas atau penyabab lainya.
lima. Rendahnya Kesempatan Pemerataan Pendidikan
Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan kepada Indonesia meupakan keliru satu penyebeb yg menimbulkan terpuruknya kualitas pendidikan kepada negeri ini. Kesempatan memperoleh pendidikan masih belum merata & cenderung kepada penguasaan sang SD & SLTP. Sedangkan buat layanan pendidikan usia dini kepada Indonesia masih rendah, buat itu dalam mengatasi ketidak merataan pendidikan kepada Indonesia diharapkan suatu seni manajemen dalam mengatasi ketidak merataan tadi.
6. Rendahnya relevansi pendidikan beserta kebutuhan
Rendahnya relevansi pendidikan beserta kebutuhan menimbulkan pengangguran kepada Indonesia semakin poly. Hal ini bisa terlihat sinkron data Balitbang Depdiknas (1999) yg menyatakan disetiap tahunnya terdapat sebesar tiga juta anak putus sekolah disertai beserta kurangnya keterampilan yg dimilikinya, bayangkan saja jikalau dikala ini syarat tadi masih terjadi, terdapat berapa poly nomor putus sekolah yg terjadi semenjak tahun 1999 hingga kini? banyaknya nomor putus sekolah tadi kepada akhirnya poly yg menjadi pengangguran atau nir memiliki pekerjaan yg pasti karena mereka nir memiliki keterampilan atau talenta yg dimiliki.
7. Mahanya porto pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal, kalimat tadi menjadi hal yg tidak asing lagi kita dengar dikalangan warga terutama bagi warga yg nir sanggup. Mahalnya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak hingga perguruan tinggi, menimbulkan warga poly yg mengandalkan kontribusi dari pemerintah atau beasiswa. Dari kontribusi tersebutlah menimbulkan warga nir bisa memilih sekolah yg bermutu buat anak-anaknya, bahkan mereka berfikir yg terpenting anak-anak mereka bersekolah tanpa melihat mutu sekolah tadi. Mahalnya porto pendidikan juga ialah alasan terbesar banyaknya nomor putus sekolah kepada indonesia.
Rendahnya kualitas pendidikan kepada Indonesia bisa kepada atasi beserta beberapa solusi yaitu
A. Solusi sistemik yaitu solusi yg membarui sistem-sistem sosial yg berkaitan beserta sistem pendidikan. Sistem pendidikan kepada indonesia sangat ditentukan sang sistem ekonomi yg digunakan kepada negara kita. Maka solusi buat persoalan yg berkaitan beserta pembiayaan misalnya rendahnya wahana fisik, kesejaterahan pengajar & mahalnya porto pendidikan bisa dilakukan beserta membarui atau memperbaiki sistem ekonomi yg terdapat.
B. Solusi tehnis, ialah solusi yg berkaitan eksklusif beserta pendidikan contohnya menuntaskan persoalan kualitas pengajar & prestasi peserta didik.
Solusi tehnis diharapkan bisa menaikkan kualitas pendidikan kepada indonesia, solusi yg ditawarkan bisa berupa, menaikkan kualitas pengajar beserta cara meningkatkaan kesejaterahan, pe,erintah wajib membiayai pengajar buat melanjutkan pendidikan lebih tinggi lagi, menyampaikan poly sekali training buat menaikkan kualitas pengajar, sedang buat menaikkan prestasi peserta didik bisa lakukan beserta menaikkan kualitas & kuantitas dalam menyampaikan pelajaran, dengan indera-indera peraga, wahana pendidikan & lain sebagainya
Sumber
Kualitas Pendidikan kepada Indonesia
Kemenag-Sumsel
Faktor Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan