Antara taksonomi Bloom dengan konsep kecakapan hidup (life skill) yang akan kita bahas lebih lanjut boleh dikataka tidak ada kiatannya sama sekali, walau ada istilah yang mirip-mirip maknanya, misalnya kecakapan dengan ranah psikomotor. Landaskan taksonomi Bloom yaitu behaviorisme, sedangkan konsep pendidikan kecakapan hidup dilandasi konstruktivisme. Kecuali itu, implementasi taksonomi Bloom terbatas di ruang kelas, sementara kecakapan hidup menyiapkan agar setelah siswa lulus nanti memiliki kecakapan yang dapat diimplementasikan di tengah-tengah masyarakat.
Pengembangan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa melalui belajar, siswa diharapkan juga mengembangkan dan memperoleh kecakapan hidup atau keterampilan hidup (life skill) yang berguna bagi masa depannya. Pengertian kecakapan hidup hendaknya jangan dimaknai secara sempit dengan aksentuasi keterampilan fisik semata, tetapi bermakna sebagi sikap perilaku, dan motivasi yang diperlukan untuk trampil menghadpi berbagai persoalan kehidupan. Demikian pula jangan dimaknai secara sempit semata-mata sebagi keterampilan yang terkait dengan kegiatan wirausaha atau sesuatu yang menghasilkan uang, seperti berdagang, memasarkan barang komoditas, memperodukasi barang-barang untuk dijual dan sebagainya, makana keterampilan hidup jauh lebih luas dari sekedar hal tetsebut.
Kecakapan hidup menurut WHO meliputi kecakapan psiko-sosial yang mentukan nilai-nilai prilaku, trmasuk pula kecakapan reflektif seperti kemampuan memecahkan masalah dan berpikir kritis, kecakapan personal seperti kesadaran diri (self awareness) dan kecakapan antarpesonal.