Fungsi Pendidikan Agama Kristen dalam Indonesia
FUNGSI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI INDONESIA
OLEH
Jappy Pellokla
Alkitab berkata bahwa Tuhan Allah membuat segala sesuatu bareng bersabda. Ia membuat dari nir terdapat menjadi terdapat, atau secara Cretio Ex-nihilo. Sedangkan insan diciptakan Tuhan Allah bareng Tangan-Nya, kemudian Ia menghembuskan nafas hayati kepadanya. Kejadian 1:1-2:7; 2 :18-25, memberitahuakn Tuhan Allah membuat insan dari gambar & rupa-Nya. Manusia diciptakan bareng disparitas gender bareng maksud, tidak selaras dari makhluk-makhluk lain; menjadi eksklusif yang memiliki interaksi bareng-Nya; menjadi kawan kerja Allahdalam menatalayani global; memiliki kebebasan & tanggung jawab penuh terhadap pengelolaan hidupnya kepada Tuhan Allah.
Akan tetapi, segala kemudahan & estetika yang dimiliki insan tersebut menjadi rusak dikala mereka jatuh ke dalam dosa. Dosa berakibat seluruh atau seluruh insan (Rom tiga:26, lima:12, 6:23), hanya Yesus yang nir berdosa, Ibr 4:15. Akibat dosa, dalam interaksi bareng Tuhan Allah, insan nir layak menghadap Tuhan Allah; insan nir sanggup melakukan kehendak Tuhan Allah.
Setelah tragedi Menara Babel, insan terpisah satu sama lain berdasarkan kesamaan bahasanya. Mereka mengembara & menemukan wilayah buat membuat komunitas dan berbagi hayati & kehidupan. Keadaan itu terus berlangung hingga dalam akhirnya insan dalam global -warga global- terbagi atau terpisah secara geografis & politik, kebudayaan, budaya, tradisi, istiadat, bahasa, bangsa & suku bangsa, suku & sub suku, golongan, etnis, & lain-lain. Dan dalam perkembangan kemudian insan memproduksi dan membuat kerajaan atau pemerintahan-kekuasaan bareng raja menjadi sentra kekuasaan.
I
PAK SEBAGAI BAGIAN DARI TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
Melalui proses yang nisbi panjang dari masayakat global dalam masa kemudian, muncullah bangsa & warga Indonesia. Bangsa Indonesia juga penuh bareng pelbagai disparitas & latar belakang. Manusia Indonsia juga termasuk umat insan yang sudah berdosa kehilangan kemuliaan Tuhan Allah. Kehadiran Gereja atau Agama Kristen dalam Indonesia gereja-gereja dalam Eropa & Amerika melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus. Pada perkembangan kemudian Gereja-gereja dalam Indonesiapun melakukan hal yang sama bareng gereja-gereja dalam seluruh global.
Salah satu tugas gereja dalam Indonesia artinya melakukan pendidikan kepercayaan kristen (PAK) kepada orang Kristen. PAK yang dilakukan sang Gereja menjadi bagian buat mencapai tujuan Pendidikan Nasional Indonesia. Tujuan pendidikan nasional, berdasarkan UU R.I No.2 Thn 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 4, artinya, mencerdasakan kehidupan bangsa & berbagi insan Indonesia seutuhnya, yaitu insan yang beriman & bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa & berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan & ketrampilan, kesehatan jasmani & rohani, kepribadian mantap & mandiri dan tanggung jawab kemasyarakatan & kebangsaan
PAK bisa menjadi bagian tujuan pendidikan nasional yang berakibat insan yang beriman & bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa & berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan & ketrampilan, kesehatan jasmani & rohani, kepribadian mantap & mandiri dan tanggung jawab kemasyarakatan & kebangsaan. Oleh alasannya itu, PAK menyangkut seluruh unsur pertumbuhan & perkembangan insan, yaitu aspek fisik, psikologis, intelektual, sosial, dan mental-spiritual, & lain-lain.
II
PAK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PEMBENTUK DAN PEMERSATU BANGSA
Bangsa Indonesia, misalnya bagsa-bangsa yang dalam global, penuh bareng pelbagai disparitas. Semua disparitas itu sering berakibat pertantangan yang menjurus dalam perpecahan & permusuhan, bahkan konfrontasi dan pertumbuhan darah. Oleh alasannya itu, PAK dalam Indonesia wajib memimalisir seluruh hal tersebut, bareng poly sekali cara. Dengan demikian PAK wajib membimbing anak didik agar dapat memahami adanya majemuk kepercayaan -khususnya Agama Kristen- dalam Indonesia; mencapai kedewasaan iman berdasarkan jelas Injil; dapat menerapkan Firman Allah dalam seluruh aspek hayati & kehidupan sehari-hari; memproduksi jati dirinya menjadi insan Indonesia yang berwawasan kebangsaan, menjungjung tinggi persatuan & kesatuan, dan mewujudnyatakan kesetiakawanan sosial.
Ini berarti PAK yang dilakukan dalam sekolah dasar hingga perguruan tinggi wajib dilakukan bareng memperhatikan aspek-aspek yang menyangkut hayati & kehidupan bangsa Indonesia; unsur-unsur yang terdapat dalam kurikulum pendidikan nasional; konteks warga Indonesia, & lain lain.
PAK dalam Indonesia dihentikan berakibat peserta didiknya menjadi anti nasional menjadi akibatnya nir mengira dirinya sabagai bagian dari rakyat & bangsa Indonesia. PAK nir hanya membuat hasil orang Kristen yang menyayangi diri sendiri, tetapi juga sesamanya. PAK dalam Indonesia juga wajib berakibat insan Indonesia aktif dalam Indonesia, & mengupayakan kedamaian dalam tengah warga.
Dengan demikian sangatlah absolut jikalau PAK nir berhenti membuat terhadap tujuan akhir yaitu berakibat seluruh bangsa murid-Ku.
III
PAK SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MANUSIA INDONESIA
Salah satu fungsi orang tua (ayah-bunda) dalam tempat tinggal artinya menjadi pendidik. Oleh alasannya itu, menjadi pendidik, mereka juga wajib berupaya mengetahui prinsp-prinsip peningkatan kualitas belajar & mengajar misalnya dimiliki para pendidik (guru) disekolah & rahib dan majelis gereja. Pendidik bukan hanya bertugas buat membicarakan gosip (bahan ajaran) kepada anak didik, tetapi wajib berupaya agar anak didik betul-betul-betul-betul belajar dalam arti mengerti, memahami makna, & mendapatkan apa yang diajarkan, bahkan mempraktekannya dalam kehidupan. Pendidik wajib mendorong anak didik memahami apa yang dibicarakan dalam kelas atau diluarnya. Untuk itu, memerlukan suatu proses yang berkelanjutan, alasannya belajar adalah proses. Proses yang bergerak maju & menunjuk dalam terjadinya perubahan. Perubahan yang akan terjadi hasil belajar menyangkut ranah kognitif, afektif & psikomotoris.
Untuk mencapai seluruh ranah itu, maka proses belajar mengajar wajib memperhatikan teori belajar & gaya belajar, yaitu belajar menjadi kemampuan insan menyimak apa yang diminati & dipelajarinya; belajar menjadi pengembangan daya-daya dalam diri insan; belajar menjadi pembentukan tingkah laris.
KESIMPULAN
Tuhan Allah membuat segala sesuatu bareng bersabda. Ia membuat dari nir terdapat menjadi terdapat, juga dalam keadaan baik & paripurna. Manusia diciptakan Tuhan Allah bareng Tangan-Nya, menjadi kawan kerja Allah dalam menatalayani global dan memiliki kebebasan & tanggung jawab penuh terhadap pengelolaan hidupnya kepada Tuhan Allah.
Dosa berakibat apa yang bagus & biak dan paripurna itu menjadi rusak. Dosa juga berakibat seluruh atau seluruh insan (Rom tiga:26, lima:12, 6:23), hanya Yesus yang nir berdosa, Ibr 4:15. Juga berakibat insan terpisah satu sama lain, mengembaradan menemukan wilayah buat membuat komunitas dan berbagi hayati & kehidupan.
Manusia Indonsia juga termasuk umat insan yang sudah berdosa kehilangan kemuliaan Tuhan Allah. Kehadiran Gereja atau Agama Kristen dalam Indonesia gereja-gereja dalam Eropa & Amerika melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus. Pada perkembangan kemudian Gereja-gereja dalam Indonesiapun melakukan hal yang sama bareng gereja-gereja dalam seluruh global. Salah satu tugas gereja dalam Indonesia artinya melakukan pendidikan kepercayaan kristen (PAK) kepada orang Kristen. PAK yang dilakukan sang Gereja menjadi bagian buat mencapai tujuan Pendidikan Nasional Indonesia.
PAK bisa menjadi bagian tujuan pendidikan nasional yang berakibat insan yang beriman & bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa & berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan & ketrampilan, kesehatan jasmani & rohani, kepribadian mantap & mandiri dan tanggung jawab kemasyarakatan & kebangsaan.
Baker, D. L. 1993,Satu Alkitab, Dua Perjanjian: Suatu Studi tentang Hubungan Teologis antara PL & PB, Jakarta:Gunung Mulia,.
Barr, J. 1997, Alkitab dalam global mutakhir (diterjemahkan sang I. J. Cairns), Jakarta: Gunung Mulia.
Darmaputera, Eka, 1988, Konteks berteologi dalam Indonesia: Buku penghormatan buat HUT ke-70 Prof. Dr. P. D.Latuihamallo, Jakarta: BPK-GM
de Jonge, C. 1985 Kontekstualisasi menjadi sejarah (Pidato Dies Natalis STT Jakarta ke-52), Jakarta: STT Jakarta.
Kahin, G. Mc Turnan, Refleksi pergumulan lahirnya Republik NASIONALISME DAN REVOLUSI DI INDONESIA (diterjemahkan sang Nin Bakdi Soemanto), Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Lempp, W. 1974, Tafsiran Kejadian (32:1-36:43): Kej. IV/bag. 2, Jakarta: BPK-GM.
Sidjabat, B. Samuel, M.Th., Ed.D, Strategi Pendidikan Kristen: Suatu Tinjauan Teologis-Filosofis (Edisi Revisi), Yogyakarta : Yayasan ANDI
FUNGSI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI INDONESIA
OLEH
Jappy Pellokla
Alkitab berkata bahwa Tuhan Allah membuat segala sesuatu bareng bersabda. Ia membuat dari nir terdapat menjadi terdapat, atau secara Cretio Ex-nihilo. Sedangkan insan diciptakan Tuhan Allah bareng Tangan-Nya, kemudian Ia menghembuskan nafas hayati kepadanya. Kejadian 1:1-2:7; 2 :18-25, memberitahuakn Tuhan Allah membuat insan dari gambar & rupa-Nya. Manusia diciptakan bareng disparitas gender bareng maksud, tidak selaras dari makhluk-makhluk lain; menjadi eksklusif yang memiliki interaksi bareng-Nya; menjadi kawan kerja Allahdalam menatalayani global; memiliki kebebasan & tanggung jawab penuh terhadap pengelolaan hidupnya kepada Tuhan Allah.
Akan tetapi, segala kemudahan & estetika yang dimiliki insan tersebut menjadi rusak dikala mereka jatuh ke dalam dosa. Dosa berakibat seluruh atau seluruh insan (Rom tiga:26, lima:12, 6:23), hanya Yesus yang nir berdosa, Ibr 4:15. Akibat dosa, dalam interaksi bareng Tuhan Allah, insan nir layak menghadap Tuhan Allah; insan nir sanggup melakukan kehendak Tuhan Allah.
Setelah tragedi Menara Babel, insan terpisah satu sama lain berdasarkan kesamaan bahasanya. Mereka mengembara & menemukan wilayah buat membuat komunitas dan berbagi hayati & kehidupan. Keadaan itu terus berlangung hingga dalam akhirnya insan dalam global -warga global- terbagi atau terpisah secara geografis & politik, kebudayaan, budaya, tradisi, istiadat, bahasa, bangsa & suku bangsa, suku & sub suku, golongan, etnis, & lain-lain. Dan dalam perkembangan kemudian insan memproduksi dan membuat kerajaan atau pemerintahan-kekuasaan bareng raja menjadi sentra kekuasaan.
I
PAK SEBAGAI BAGIAN DARI TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
Melalui proses yang nisbi panjang dari masayakat global dalam masa kemudian, muncullah bangsa & warga Indonesia. Bangsa Indonesia juga penuh bareng pelbagai disparitas & latar belakang. Manusia Indonsia juga termasuk umat insan yang sudah berdosa kehilangan kemuliaan Tuhan Allah. Kehadiran Gereja atau Agama Kristen dalam Indonesia gereja-gereja dalam Eropa & Amerika melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus. Pada perkembangan kemudian Gereja-gereja dalam Indonesiapun melakukan hal yang sama bareng gereja-gereja dalam seluruh global.
Salah satu tugas gereja dalam Indonesia artinya melakukan pendidikan kepercayaan kristen (PAK) kepada orang Kristen. PAK yang dilakukan sang Gereja menjadi bagian buat mencapai tujuan Pendidikan Nasional Indonesia. Tujuan pendidikan nasional, berdasarkan UU R.I No.2 Thn 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 4, artinya, mencerdasakan kehidupan bangsa & berbagi insan Indonesia seutuhnya, yaitu insan yang beriman & bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa & berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan & ketrampilan, kesehatan jasmani & rohani, kepribadian mantap & mandiri dan tanggung jawab kemasyarakatan & kebangsaan
PAK bisa menjadi bagian tujuan pendidikan nasional yang berakibat insan yang beriman & bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa & berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan & ketrampilan, kesehatan jasmani & rohani, kepribadian mantap & mandiri dan tanggung jawab kemasyarakatan & kebangsaan. Oleh alasannya itu, PAK menyangkut seluruh unsur pertumbuhan & perkembangan insan, yaitu aspek fisik, psikologis, intelektual, sosial, dan mental-spiritual, & lain-lain.
II
PAK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PEMBENTUK DAN PEMERSATU BANGSA
Bangsa Indonesia, misalnya bagsa-bangsa yang dalam global, penuh bareng pelbagai disparitas. Semua disparitas itu sering berakibat pertantangan yang menjurus dalam perpecahan & permusuhan, bahkan konfrontasi dan pertumbuhan darah. Oleh alasannya itu, PAK dalam Indonesia wajib memimalisir seluruh hal tersebut, bareng poly sekali cara. Dengan demikian PAK wajib membimbing anak didik agar dapat memahami adanya majemuk kepercayaan -khususnya Agama Kristen- dalam Indonesia; mencapai kedewasaan iman berdasarkan jelas Injil; dapat menerapkan Firman Allah dalam seluruh aspek hayati & kehidupan sehari-hari; memproduksi jati dirinya menjadi insan Indonesia yang berwawasan kebangsaan, menjungjung tinggi persatuan & kesatuan, dan mewujudnyatakan kesetiakawanan sosial.
Ini berarti PAK yang dilakukan dalam sekolah dasar hingga perguruan tinggi wajib dilakukan bareng memperhatikan aspek-aspek yang menyangkut hayati & kehidupan bangsa Indonesia; unsur-unsur yang terdapat dalam kurikulum pendidikan nasional; konteks warga Indonesia, & lain lain.
PAK dalam Indonesia dihentikan berakibat peserta didiknya menjadi anti nasional menjadi akibatnya nir mengira dirinya sabagai bagian dari rakyat & bangsa Indonesia. PAK nir hanya membuat hasil orang Kristen yang menyayangi diri sendiri, tetapi juga sesamanya. PAK dalam Indonesia juga wajib berakibat insan Indonesia aktif dalam Indonesia, & mengupayakan kedamaian dalam tengah warga.
Dengan demikian sangatlah absolut jikalau PAK nir berhenti membuat terhadap tujuan akhir yaitu berakibat seluruh bangsa murid-Ku.
III
PAK SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MANUSIA INDONESIA
Salah satu fungsi orang tua (ayah-bunda) dalam tempat tinggal artinya menjadi pendidik. Oleh alasannya itu, menjadi pendidik, mereka juga wajib berupaya mengetahui prinsp-prinsip peningkatan kualitas belajar & mengajar misalnya dimiliki para pendidik (guru) disekolah & rahib dan majelis gereja. Pendidik bukan hanya bertugas buat membicarakan gosip (bahan ajaran) kepada anak didik, tetapi wajib berupaya agar anak didik betul-betul-betul-betul belajar dalam arti mengerti, memahami makna, & mendapatkan apa yang diajarkan, bahkan mempraktekannya dalam kehidupan. Pendidik wajib mendorong anak didik memahami apa yang dibicarakan dalam kelas atau diluarnya. Untuk itu, memerlukan suatu proses yang berkelanjutan, alasannya belajar adalah proses. Proses yang bergerak maju & menunjuk dalam terjadinya perubahan. Perubahan yang akan terjadi hasil belajar menyangkut ranah kognitif, afektif & psikomotoris.
Untuk mencapai seluruh ranah itu, maka proses belajar mengajar wajib memperhatikan teori belajar & gaya belajar, yaitu belajar menjadi kemampuan insan menyimak apa yang diminati & dipelajarinya; belajar menjadi pengembangan daya-daya dalam diri insan; belajar menjadi pembentukan tingkah laris.
KESIMPULAN
Tuhan Allah membuat segala sesuatu bareng bersabda. Ia membuat dari nir terdapat menjadi terdapat, juga dalam keadaan baik & paripurna. Manusia diciptakan Tuhan Allah bareng Tangan-Nya, menjadi kawan kerja Allah dalam menatalayani global dan memiliki kebebasan & tanggung jawab penuh terhadap pengelolaan hidupnya kepada Tuhan Allah.
Dosa berakibat apa yang bagus & biak dan paripurna itu menjadi rusak. Dosa juga berakibat seluruh atau seluruh insan (Rom tiga:26, lima:12, 6:23), hanya Yesus yang nir berdosa, Ibr 4:15. Juga berakibat insan terpisah satu sama lain, mengembaradan menemukan wilayah buat membuat komunitas dan berbagi hayati & kehidupan.
Manusia Indonsia juga termasuk umat insan yang sudah berdosa kehilangan kemuliaan Tuhan Allah. Kehadiran Gereja atau Agama Kristen dalam Indonesia gereja-gereja dalam Eropa & Amerika melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus. Pada perkembangan kemudian Gereja-gereja dalam Indonesiapun melakukan hal yang sama bareng gereja-gereja dalam seluruh global. Salah satu tugas gereja dalam Indonesia artinya melakukan pendidikan kepercayaan kristen (PAK) kepada orang Kristen. PAK yang dilakukan sang Gereja menjadi bagian buat mencapai tujuan Pendidikan Nasional Indonesia.
PAK bisa menjadi bagian tujuan pendidikan nasional yang berakibat insan yang beriman & bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa & berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan & ketrampilan, kesehatan jasmani & rohani, kepribadian mantap & mandiri dan tanggung jawab kemasyarakatan & kebangsaan.
Baker, D. L. 1993,Satu Alkitab, Dua Perjanjian: Suatu Studi tentang Hubungan Teologis antara PL & PB, Jakarta:Gunung Mulia,.
Barr, J. 1997, Alkitab dalam global mutakhir (diterjemahkan sang I. J. Cairns), Jakarta: Gunung Mulia.
Darmaputera, Eka, 1988, Konteks berteologi dalam Indonesia: Buku penghormatan buat HUT ke-70 Prof. Dr. P. D.Latuihamallo, Jakarta: BPK-GM
de Jonge, C. 1985 Kontekstualisasi menjadi sejarah (Pidato Dies Natalis STT Jakarta ke-52), Jakarta: STT Jakarta.
Kahin, G. Mc Turnan, Refleksi pergumulan lahirnya Republik NASIONALISME DAN REVOLUSI DI INDONESIA (diterjemahkan sang Nin Bakdi Soemanto), Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Lempp, W. 1974, Tafsiran Kejadian (32:1-36:43): Kej. IV/bag. 2, Jakarta: BPK-GM.
Sidjabat, B. Samuel, M.Th., Ed.D, Strategi Pendidikan Kristen: Suatu Tinjauan Teologis-Filosofis (Edisi Revisi), Yogyakarta : Yayasan ANDI