-->

CIRI CIRI BOTANI TUMBUHAN TINGGI

ciri-ciri Botani Tumbuhan Tinggi
  1. Daun bentuk sisik and tersusun berhadapan atau berseling; sisik dan braktea bersatu.
  2. Tiap braktea (daun pelindung) dengan sejumlah biji kecil tanpa sayap.
  3. Strobilus jantan dan betina dalam satu pohon, strobilus jantan berbentuk kerucut, strobilus betina berbentuk bulat, terletak aksilaris. 
  4. Penyerbukan and penyebaran biji dengan bantuan angin maupun hewan. 
  5. Cotyledon banyak. 
Morfologi dan anatomi 

Suku cuprassaceae merupakan tumbuhan perdu atau pohon-pohon, bercabang-cabang banyak, daun kebanyakan berbentuk sisik, jarang berbentuk jarum, duduknya bersilang atau merupakan karangan yang terdiri atas 3 daun. Daun mempunyai saluran gum atau ruang pitch. Tumbuhan ini biasanya berumah satu, jarang berumah dua. Strobilus jantan terminal pada raving yang pendek, dapat juga di ketiak daun. Jumlah mikrosporofil tidak seberapa, duduknya bersilang atau merupakan karangan yang terdiri atas 3 sporofil, bertangkai pendek dengan sisik yang lebar dengan 2 sampai enam kantong sari. Serbuk sari tanpa gelembung udara, pada perkecambahan tidak membentuk sel-sel protalium. Strobilus betina dengan 1 atau beberapa pasang sisik yang duduknya bersilang, masing-masing dengan beberapa bakal biji di atasanya. Sisik-sisik itu sehabis penyerbukan dan mengayu, saling menutupi seperti susunan genting, atau seperti perisai dengan tepinya yang berdamping rapat . pada juniperus bakal biji berjumlah 1-3, letaknya terminal dan sehabis penyerbukan diselubungi oleh sisik-sisik yang menjadi berdaging. Lembaga mempunyai dua daun lembaga, jarang lebih. Suku ini terbagi atas 140jenis dengan 15 marga terutama di australia, Asia timur, dan amerika utara. 
Perkembangbiakan 

Famili cuprassaceae memiliki strobilus yang berbentuk kerucut, ada dua macam, kerucut biji (kerucut betina) dan kerucut serbuk sari (kerucut jantan). Kerucut betina ketika mengalami penyerbukan disebut kerucut bakal biji. Kerucut jantan dapat tunggal atau muncul dalam bentuk kumpulan. Kerucut-kerucut tersebut biasanyakecil atau langsing dan kerap kali berwarna merah atau kuning. Kerucut jantan mekar berumur amat pendek, selama beberapa hari saja, setelah itu akan layu dan luruh segera setelah serbuk sari tersebar. 

Kerucut betina berkayu. Bergantung kepada jenisnya, ukuran kerucut sangat berfariasi, yaitu berkisar antara 1-60 cm. Pada variety tertentu misalnya Juniperus, terdapat kerucut betina yang telah sedemikian jauh mengalami modifikasi sehingga samaseklai mirip dengan buah buni. 

Alat reproduksi jantan 

Kerucut jantan terdiri atas sumbu tengah yang merupakan tempet pertumbuhan yang mikrosporil dalam jumlah besar dan tersusun dalam pilihan yang rapat. Struktur mikrosporil ini sangat tereduksi dan berbentuk sisik. Setiap mikrosporil mengandung dua mikrosporangium yang memanjang dipermukaan bawah. Kerucut jantan biasanya mulai tampak pada permulaan musim penghujan atau musim semi, dan pada musim ini seluruh isi mikrosporangium terdeferensiasi menjadi sel-sel induk mikrospora. Sel-sel tersebut selanjutnya mengalami pembelahan reduksi, masing-masing membentuk empat mikrospora. Nukleus setiap spora sekarang mempunyai jumlah kromosom n dan mikrospora tersebut merupakan pembentuk sel pertama generasi gametofit jantan. Setiap mikrospora membentuk dinding tebal, yang terdiri atas lapisan dalam dan lapisan luar. Segera mikrospora memisahkan diri dan membesar. Dinding spora yangluar membesar pada kedua sisinya untuk membentuk sayap atau ruang udara. 

Mikrospora kemudian berkecambah pada saat masih di dalam mikrosporangium. Namun nukleus membagi diri, yang sudah pembelahan nukleus yang berikutnya, maka serbuk sari matang terbentuk. Serbuk sari ini terdiri atas gametofit jantan yang sangat tereduksi, hanya berkembang sebagian dan terkurung di dalam dinding mikrospora. Dua dari keempat sel yang sekarang merupakan bagian dari serbuk sari, disebut sel-sel protalium. Nukleus-nukleus sel tersebut segera mengalami degenerasi. Dan memipih serta memanjang. Kedua sel protalium akhirnya tereduksi menjadi satu atau dua lapisan sel pipih yang terdapat pada serbuk sari bagian atas. Sel-sel protalium ini merupakan struktur yang tidak berkembang sempurna dan terdapat sebagai satu-satunta sel vegetatif yang tertinggal pada generasi gametofit jantan. Kedua sel sisa itu merupakan sel generatif kecil dan sel tabung yang lebih besar. Jika serbuk sari menjadi matang, maka mikrosporangium melalui belahan memanjang dan butir-butir serbuk sari tersebar dengan perantara angin. 

Alat reproduksi betina 

Kerucut betina terdiri atas sumbu tengah yang mengandung bakal biji. Setiap sisik di dukung oleh daun pelindung yang juga seperti sisik. Baik daun pelindung maupun sisik tumbuh membesar bersamaan dengan perkembangan kerucut, akan tetapi, sisik itu pada akhirnya menjadi beberapa kali lebih besar dari pada daun pelindungnya. Pada kerucut matang, daun pelindung yang terdapat di bagian bawah sisik ini tumbuh berlekatan dengan sisiknya. Sebaliknya dua bakal biji yang menghadap ke bawah tumbuh dan berkembang di permukaan sisik sebelah atas. Mikropil menghadap ke bawah dan mengarah ke sumbu kerucut. Semula sisik itu di anggap sebagai megasporofil. 

Setiap bakal biji terdiri dari integumen yang menyitari dan bersatu dengan megasporangium. Integumen dipeerpenjang sebagai tabung pendek di bawah megasporangium. Bagian yang merupakan lubang integumen ini disebut mikropil. Perpanjangan lebih lanjut integumen ini menghasilkan strukutr yang disebut lengan yang terdapat pada kedua sisi mikropil. Megasporangium mengandung satu sel induk megaspora yang besar, dan sel ini setelah meiosis, menghasilkan empat megaspora yang tersusun dalam barisan. Tiga megaspora luruh, sedang yang keempat, dan terjauh letaknya dari mikropil, merupakan megaspora yang berfungsi. 

Penyerbukan dan pembuahan 

Serbuk sari dilepaskan selama jangka waktu beberapa hari saja. Masa penyebaran ini dapatr berlangsung setiap waktu selam permulaaan musim hujan ataupun akhir musim kemarau, bergantung kepada garis lintang tempat tumbuh dan jenisnya. Pada saat serbuk sari mulai tersebar, kerucut betina yang kecil tumbuh tegak pada ujung cabang dan terlihat sisik-sisiknya. 

Butir-butir serbuk sari melayang-layang menujuke bawah diantara sisik-sisik, hinggap pada bibir mikropil dan pada kedua sisi lengan mikropil. Sekresi cairan yang berasal dari megasporangium merembes ke bawah, mengisi saluran mikropil. Cairan ini, setelah bersentuhan dengan serbuk sari, segera menariknya, dan serbuk sari itu lalu diangkut ke atas menuju cekungan yang berbentuk piring ceper di bagian ujung megasporangium. Sel-sel integumen pada kedua sisi mikropil akhirnya membengkak, kemudian menutupi mikropil yang berfungsi untuk melindungi serbuk sari agar tetap melekat pada megasporangium. Lengan mikropil menjadi layu, dan sisik berkembang sampai saling menekan dan menutup sesamanya. 

Serbuk sari berkecambah membentuk tabung sari yang menembus jaringan megasporangium. Nukleus tabung menempatkan diri di ujung tabung sari. Sel-sel terbagi atas sel tangkai dan sel tubuh, pada gilirannya sel tubuh terbagi lagi menjadi dua gametr jantan nonmotil, yaitu sperma. Satu sperma melebur dengan telur, dan kesumua nukleus gametofit jantan sisanya menjadi hancur. 

Klasifikasi famili Cuprassaceae 

Cuprassaceae terdiri atas 15 hingga 16 class yang tersebar luas di dunia dan meliputi 140 spesies. Sebanyak 3 family terbesar dalam jumlah spesiesnya yakni juniperus (70 sp), Callitris (20 sp), dan Cupressus (15 sp). Terdapat lima class yang tumbuh di Indonesia, yaitu callitris, Thuja, Cupressus, Chamaeycyparis, dan Juniperus. 

Manfaat Ekonomi Cupressaceae 
  1. Juniperus communis buuahnya dipakai untuk pembuatan minuman 
  2. Thuja giganiea, T. Menghasilkan kayu bangunan 
  3. Cupressus funebris, digunakan pohon hias dan juga digunakan sebagai pohon natal. 
  4. Thuja orientalis, dikenal sebagai pohon kehidupan dari timur dan dapat ditanam sebagai tanaman pagar.;

LihatTutupKomentar