USBN berbasis kertas, sekolah dalam Mojokerto keluhkan porto yg mahal
Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yg menerapkan sistem Ujian Sekolah Berbasis Kertas (USBK) dikeluhkan sekolah dalam Mojokerto. Sistem ujian ini dievaluasi taraf kebocoranya lebih tinggi & biayanya lebih mahal. Bahkan dalam SMA Negeri 1 Sooko, Jatim, yg sebelumnya menggunakan ujian sistem personal komputer, tahun ini menggunakan sistem kertas.
BERITA TERKAIT
Heboh dalam Medsos, soal ujian wacana khilafah akhirnya ditarik Kemenag
Kemendikbud sidak perangkat lunak UN paket gelombang II dalam Bekasi
Ingatkan nilai UN bukan segalanya, kepala sekolah tulis surat cinta
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Negeri 1 Sooko, Kabupaten Mojokerto membagikan, ini kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, seluruh sekolah diwajibkan melaksanakan ujian sekolah berbasis kertas. Meskipun sebelumnya sudah menggunakan sistem personal komputer.
"Ya kita melaksanakan didasarkan instruksi Cabang Dinas Pendidikan Pemprov Jatim," istilah Budi.
Menurutnya, sistem ujian berbasis kertas ini taraf kebocorannya sangat tinggi dibandingkan sistem personal komputer. Sebab, soal ujian didistribusikan ke sekolah dalam bentuk arsip. Proses cetak & penggandaan, diserahkan ke sekolah masing-masing.
"Soal dalam bentuk arsip, diterima hari Selasa (14/tiga) kemarin, kemudian dicetak & digandakan sekolah tanpa pengawalan aparat keamanan. Ujiannya dilaksanakan hari ini," kentara beliau.
Selain taraf kebocoran lebih tinggi, porto buat cetak & penggandaan lebih mahal. Sedangkan apabila menggunakan ujian berbasis personal komputer, nisbi nir butuh porto.
"Penggandaan soal buat 6 mata pelajaran bareng jumlah peserta didik sebesar 441 peserta didik, butuh porto sampai Rp 8 juta. Tahun kemudian menggunakan sistem personal komputer, nir mengeluarkan porto sama sekali," tambahnya.
Sementara Endang Binarti, Kepala SMA Satu Sooko, Mojokerto, mengaku sudah meminta ke Dinas Pendidikan Profinsi Jawa Timur, supaya permanen diperbolehkan melaksanakan ujian sekolah bareng sistem personal komputer. Tapi nir boleh alasannya adalah ini sudah menjadi kebijakan & diterapkan dalam seluruh sekolah dalam Jawa Timur.
"Kita sudah pernah meminta ke Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, akan namun kita permanen diminta melaksanakan ujian sekolah didasarkan kebijakan Pemprov Jatim," katanya.
Masih istilah Endang, dalam SMA 1 Sooko, ujian berbasis personal komputer sudah dilaksanakan semenjak 4 tahun kemudian. Bahkan tahun kemarin Ujian Nasional sudah menggunakan siatem personal komputer.
"Kita sudah menerapkan ujian berbasis personal komputer semenjak 4 tahun kemudian buat ujian ulangan sekolah. Untuk Ujian Nasional tahun kemarin, jua berbasis personal komputer," tambahnya.
Endang menambahkan, dalam SMA 1 Sooko laboratorium personal komputer timbul 4 ruangan. Dan jumlah personal komputer yg timbul, nisbi buat perangkat lunak ujian sekolah. Sedangkan jumlah peserta didik yg melaksanakan ujian sekolah tahun ini sebesar 441 peserta didik.
"Fasilitas yg timbul nisbi buat perangkat lunak ujian sekolah yg tahun ini jumlahnya 441 peserta didik. Kita berharap Pemerintah Provinsi Jatim menerapkan ujian berbasis personal komputer buat sekolah yg sudah siap fasilitas pendukungnya," katanya.
Seperti diketahui, Ujian Sekolah berbasis kertas yg diterapkan Provinsi Jawa Timur tahun 2017 ini, dilaksanakan selama 4 hari mulai Senin sampai hari Kamis (23/tiga). Ada 6 mata pelajaran yg diujikan bagi peserta didik SMA. [rnd]
Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yg menerapkan sistem Ujian Sekolah Berbasis Kertas (USBK) dikeluhkan sekolah dalam Mojokerto. Sistem ujian ini dievaluasi taraf kebocoranya lebih tinggi & biayanya lebih mahal. Bahkan dalam SMA Negeri 1 Sooko, Jatim, yg sebelumnya menggunakan ujian sistem personal komputer, tahun ini menggunakan sistem kertas.
BERITA TERKAIT
Heboh dalam Medsos, soal ujian wacana khilafah akhirnya ditarik Kemenag
Kemendikbud sidak perangkat lunak UN paket gelombang II dalam Bekasi
Ingatkan nilai UN bukan segalanya, kepala sekolah tulis surat cinta
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Negeri 1 Sooko, Kabupaten Mojokerto membagikan, ini kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, seluruh sekolah diwajibkan melaksanakan ujian sekolah berbasis kertas. Meskipun sebelumnya sudah menggunakan sistem personal komputer.
"Ya kita melaksanakan didasarkan instruksi Cabang Dinas Pendidikan Pemprov Jatim," istilah Budi.
Menurutnya, sistem ujian berbasis kertas ini taraf kebocorannya sangat tinggi dibandingkan sistem personal komputer. Sebab, soal ujian didistribusikan ke sekolah dalam bentuk arsip. Proses cetak & penggandaan, diserahkan ke sekolah masing-masing.
"Soal dalam bentuk arsip, diterima hari Selasa (14/tiga) kemarin, kemudian dicetak & digandakan sekolah tanpa pengawalan aparat keamanan. Ujiannya dilaksanakan hari ini," kentara beliau.
Selain taraf kebocoran lebih tinggi, porto buat cetak & penggandaan lebih mahal. Sedangkan apabila menggunakan ujian berbasis personal komputer, nisbi nir butuh porto.
"Penggandaan soal buat 6 mata pelajaran bareng jumlah peserta didik sebesar 441 peserta didik, butuh porto sampai Rp 8 juta. Tahun kemudian menggunakan sistem personal komputer, nir mengeluarkan porto sama sekali," tambahnya.
Sementara Endang Binarti, Kepala SMA Satu Sooko, Mojokerto, mengaku sudah meminta ke Dinas Pendidikan Profinsi Jawa Timur, supaya permanen diperbolehkan melaksanakan ujian sekolah bareng sistem personal komputer. Tapi nir boleh alasannya adalah ini sudah menjadi kebijakan & diterapkan dalam seluruh sekolah dalam Jawa Timur.
"Kita sudah pernah meminta ke Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, akan namun kita permanen diminta melaksanakan ujian sekolah didasarkan kebijakan Pemprov Jatim," katanya.
Masih istilah Endang, dalam SMA 1 Sooko, ujian berbasis personal komputer sudah dilaksanakan semenjak 4 tahun kemudian. Bahkan tahun kemarin Ujian Nasional sudah menggunakan siatem personal komputer.
"Kita sudah menerapkan ujian berbasis personal komputer semenjak 4 tahun kemudian buat ujian ulangan sekolah. Untuk Ujian Nasional tahun kemarin, jua berbasis personal komputer," tambahnya.
Endang menambahkan, dalam SMA 1 Sooko laboratorium personal komputer timbul 4 ruangan. Dan jumlah personal komputer yg timbul, nisbi buat perangkat lunak ujian sekolah. Sedangkan jumlah peserta didik yg melaksanakan ujian sekolah tahun ini sebesar 441 peserta didik.
"Fasilitas yg timbul nisbi buat perangkat lunak ujian sekolah yg tahun ini jumlahnya 441 peserta didik. Kita berharap Pemerintah Provinsi Jatim menerapkan ujian berbasis personal komputer buat sekolah yg sudah siap fasilitas pendukungnya," katanya.
Seperti diketahui, Ujian Sekolah berbasis kertas yg diterapkan Provinsi Jawa Timur tahun 2017 ini, dilaksanakan selama 4 hari mulai Senin sampai hari Kamis (23/tiga). Ada 6 mata pelajaran yg diujikan bagi peserta didik SMA. [rnd]